Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
Model
pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk mengoperasikan
kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk membimbing belajar dalam
setting kelas atau lainnya.
Filosofi A’bulo
Sibatang adalah sebatang bambu yang dimaknai sebagai bentuk kesatuan dan
kebersamaan yang kuat. Pohon bambu yang sebelum muncul dipermukaan tanah,
akarnya telah tersebar luas di dalam tanah dan membuat pondasi yang begitu kuat
untuk menopang batang-batang bambu tersebut. Ibaratnya kesatuan kelompok
masyarakat ini telah terbentuk sedemikian kuat walaupun kesatuan itu belum
muncul. Setelah tumbuh, batang bambu tersusun oleh ruas-ruas yang saling
bersama memperkokoh batang bambu. Ibarat dari ruas-ruas tersebut adalah
sekelompok orang yang bersatu mempertahankan apa yang mereka miliki dengan cara
berhimpun bersama-sama.
Model
pembelajaran A’bulo Sibatang berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) dilakukan
untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dengan penanaman nilai-nilai A’bulo
Sibatang yang saling melengkapi dan saling bekerja sama dengan cara membuat
karya atau proyek yang terkait dengan materi ajar dan kompetensi yang
diharapkan dimiliki oleh peserta didik.
PjBL memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas
belajar aintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2) melakukan pengamatan; 3)
melakukan penyelidikan atau percobaab; 4) menalar; 5) menjalin hubungan dengan
orang lain dalam upaya memperoleh informasi atau data. Misalnya proyek belajar yang
dilakukan adalah menyelidiki bagaimana cara mengatasi permasalahan sampah di
sekitar sekolah, siswa harus mengamati kondisi di lingkungan sekolah, melakukan
penyelidikan tentang sumber sampah dan jenis sampah yang ada.
Model Pembelajaran
A’bulo Sibatang adalah suatu model yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur
dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang
atau lebih. Keberhasilan kerja sangat
dipengaruhi oleh ketkerlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Model
Pembelajaran A’bulo Sibatang ini juga memandang bahwa keberhasilan
dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru,
melainkan bisa juga dari pihak lain
yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman
sebaya. Jadi keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan
oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik bila
dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan
baik.
Langkah-langkah
pembelajaran Project Based Learning (PjBL), adalah:
1. Penyajian permasalahan
Permasalahan diajukan
dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan
esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar.
Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang membutuhkan
investigasi mendalam.
2. Membuat perencanaan
Guru perlu
merencanakan standar kompetensi yang akan dikaji ketika membahas permasalahan.
Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada dalam
kurikulum.
3. Menyusun penjadwalan
Siswa harus membuat
penjadwalan pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru.
4. Memonitor pembuatan proyek
Pelaksanaan pekerjaan
siswa harus dimonitor dan difasilitasi prosesnya.
5. Melakukan penilaian
Penilaian dilakukan
secara autentik dan guru perlu memvariasikan jenis penilaian yang digunakan.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.
6. Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam melakuakn refleksi pembelajaran
yang telah dilakukan baik secara individual maupun kelompok.
Langkah-langkah Model Pembelajaran A’bulo
Sibatang Berbasis Proyek:
1.
Guru
menyampaikan tujuan, motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai.
2.
Guru
membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok berdasarkan jumlah siswa di
dalam kelas dengan memerhatikan (prestasi, jenis
kelamin, suku, dll).
3.
Peserta
didik duduk berdasarkan kelompoknya. Ini dimaksudkan agar komunikasi antarteman
kelompok telah terjalin sehingga pada saat pengerjaan tugas, peserta didik
sudah saling membangun komitmen yang kuat untuk menyelesaikan tugas tersebut
seperti konsep A’bulo Sibatang.
4.
Sebelum
guru menyajikan permasalahan kepada setiap kelompok, terlebih dahulu guru
memberikan penjelasan singkat tentang teks laporan observasi. Ini dimaksudkan
agar peserta didik memiliki informasi awal tentang proyek yang akan diselesaikan.
5.
Guru
menyajikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan
adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat
dalam belajar. Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang
membutuhkan investigasi mendalam.
6.
Guru
memberikan permasalahan kepada siswa dengan memeprtimbangkan tingkat kesulitan.
Permasalahan yang terlalu mudah tidak memberikan tantangan kepada siswa untuk
menyelesaikan proyek dari guru.
7.
Guru
memotivasi siswa dengan penanaman nilai A’bulo Sibatang bahwa proyek
yang dikerjakan tanpa sumbangsih dari semua anggota kelompok mustahil dapat
terselesaikan dengan baik.
8.
Peserta
didik mendiskusikan tentang perencanaan proyek terkait dengan pernyelesaian
permasalahan yang diidentifikasi.
9.
Peserta
didik membuat proyek dengan memahami konsep yang terkait dengan materi
pelajaran.
10. Peserta didik menyelesaikan proyek yang diberikan oleh
guru. Anggota kelompok yang kurang memahami proyek tersebut dapat mendiskusikan
kembali bersama teman kelompoknya. Agar semua angota kelompok mengerti tentang
proyek yang dikerjakan.
11. Guru melakukan penilaian terhadap proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik. Karena pembelajaran berbasis proyek
dapat memberikan hasil belajar dalam bentuk pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill atau psikomotor), dan sikap (attitude atau afektif), maka
penilaiannyapun dilakukan untuk ketiga ranah ini. Bentuk penilaian dapat berupa
tes atau nontes.
12. Evaluasi.
Evaluasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1)
Menyuruh
mengoreksi pekerjaan siswa masing-masing berdasarkan refleksi dari guru
2)
Menyuruh
siswa mempertukarkan karyanya dengan temannya lalu melaporkan secara lisan skor
yang dicapai oleh temannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://abazariant.blogspot.com/2012/10/makalah-model-pembelajaran
kooperatif.html. (Diakses
24 November 2014).
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Bandung: Rajawali Pers.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran
Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Comments
Post a Comment