RESENSI KINANTI: TERLAHIR KEMBALI KARYA TASARO GK
Judul Buku :
Kinanthi: Terlahir Kembali
Penulis :
Tasaro G.K.
Penerbit :
PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit :
November 2012 (Cet. 1)
Kota Terbit :
Yogyakarta
Jumlah Halaman : vii
+ 536 hlm
Tentang Penulis
Tasaro G.K. adalah penulis,
pengajar, konseptor, sejak tahun 2000. Penulis menulis karya ilmiah, novel,
cerita anak, nonfiksi, skenario, dan karya jurnalistik. Penulis seorang
pengajar di sekolah Menulis Profesional bertempat di Grand Hotel Preanger,
Bandung. Penulis juga pendiri sekaligus pengelola Institut Menulis Orasat:
pelatihan menulis di alam, juga pendiri
kelompok Bermain Kampoeng Bakoe, PAUD Cuma-Cuma di Desa Cinanjung, Sumedang.
Penulis kelahiran Gunung Kidul dan sekarang menetap di lereng Gunung Geulis,
Sumedang.
Sinopsis
Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta. Engkau bertemu
seseorang, lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia
dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan
adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu
kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan
akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis dalam waktu yang bersamaan tanpa
mau disebut gila. Berhati-hatilah...
Kekurangan
Di awal kisah Khinanti:
Terlahir kembali, kisah yang disajikan oleh penulis terkesan membosankan.
Bahasa yang digunakan pun membingungkan pembaca. Latar kisah yang berada di
daerah Jawa menjadikan ilustrasi novel ini banyak menggunakan bahasa Jawa yang
mungkin sebagai pembaca kurang paham. Di pertengahan kisah mengajak pembaca
untuk banyak menggunakan bahasa Asing (Inggris) disebabkan latar kisah tidak
lagi di Negara bagian Timur tetapi telah bergeser ke New York.
Review
Kisah yang
mampu mengaduk emosi pembaca, perjalanan Khinanti yang cukup panjang dan rumit
dideskripsikan dalam alur pelan namun jelas. Masing-masing latar tempat
dihidupkan melalui gambaran kehidupan sosial dengan paradigma masyarakatnya. Perjalanan
panjang Khinanti yang dimulai dari daerah kecil di Gunung Kidul, hidup dalam
keluarga yang selalu mendapat cibiran dari masyarakat disebabkan bapak Khinanti
seorang tukang judi dan ibu Khinanti yang sering menikah. Khinanti masih duduk
di Sekolah Dasar memiliki seorang teman akrab yang bernama Ajuj. Ajuj-lah yang
menjadi pelindung Khinanti ketika seluruh masyarakat di Desa itu memandang
Khinanti sebelah mata. Cinta anak SD pun tumbuh antara Khinanti dan Ajuj. Namun
orangtua Ajuj menolak keras pertemanan antara Khinanti dan Ajuj yang seorang
Tokoh Agama di Desa tersebut.
Singkat cerita,
Khinanti yang terlahir sebagai anak cerdas memiliki NEM tertinggi di sekolahnya
membuat orangtuanya menyerahkan Khinanti pada kerabatnya di Bandung. Khinanti
diminta oleh orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan selepas SD, ketika
Khinanti dijual oleh orangtuanya dengan harga 50 Kg beras. Khinanti dengan
kesedihan yang luar biasa meninggalkan kekecewaan pada orangtuanya dan juga
kesedihan yang mendalam ketika harus berpisah dengan Ajuj seorang yang menjadi pelindungnya
selama ini. Khinanti yang dijadikan sebagai pembantu di rumah orang yang telah
membelinya namun tetap membawa serta kecerdasannya di bangku SMP. Khinanti yang
cerdas dan didekati oleh banyak laki-laki membawa Khinanti menjadi sosok yang
menutup diri dari pergaulan. Seorang laki-laki yang merusak persahabatan mereka
dengan mengungkapkan perasaannya kepada Khinanti, namun dengan cara yang salah
mengakibatkan Khinanti tak ingin lagi kenal dengan laki-laki tersebut. Hal ini
menyisakan kisah tragis dengan meninggalnya laki-laki tersebut dengan cara
gantung diri. Selama di Bandung Khinanti selalu berkirim surat kepada Ajuj
tentang hal yang dialami, namun Ajuj tak pernah membalas suratnya sekalipun.
Khinanti telah
mengalami kekerasan selama menjadi pembantu Rumah Tangga di Bandung, hingga
dijual lagi ke Arab Saudi, Kwait, hingga Khinanti terdampar ke Amerika. Kisah
yang entah mampu dijalani oleh banyak orang. Pandangan Khinanti yang menganggap
Negara-negara Islam dan penduduk Islam Mayoritas namun tidak menampakkan
keIslamannya melalui perlakuannya terhadap sesama manusia. Khinanti yang sejak
dari Desanya sebagai seorang muslim, namun seiring perjalanan hidupnya yang
penuh liku-liku membuat Khinanti tak lagi menjalankan ritual Ibadah yang
seharusnya dilakukan oleh orang muslim.
Hingga suatu
waktu Khinanti bertemu dengan seorang perempuan Muslim di Amerika yang
menyelamatkan hidupnya. Khinanti mendapatkan perlindungan dari Negara. Tinggal
bersama Ibu Negaranya yang mengajarkan banyak hal. Namun satu hal yang membuat
Khinanti tak sepaham dengan Ibu Asuhnya, ketika tokoh Asma sebagai ibu asuhnya gencar
menyuarakan tentang perempuan-perempuan pemecah kesunyian yang menyuarakan
kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan,
termasuk ketika Asma memimpin shalat berjamaah yang makmumnya ada laki-laki dan
perempuan.
Khinanti yang
kemudian telah meraih gelar doktornya di New York, Amerika tetap saja menyimpan
Ajuj dalam pikirannya, sekitar kurang lebih 20 tahun Khinanti mengimajinasikan
Ajuj dalam setiap lembaran hidupnya. Sekitar 113 surat yang dikirimkan Khinanti
untuk Ajuj namun tak sekalipun mendapat balasan. Hingga suatu waktu Khinanti
berusaha melepaskan semua iamjinasi tentang Ajuj.
Singkat cerita,
Khinanti akhirnya kembali ke Indonesia, ke kampung halamannya untuk bertemu
Ajuj. Sewaktu Khinanti kembali ke Indonesia, statusnya Khinanti adalah warga
negara Amerika yang hampir tak beragama. Kerasnya kehidupan yang
memperlakukannya, sampai tak mempercayai agama lagi. Islam, namun tak pernah
melakukan kewajiban apapun sebagai seorang muslimah.
Seperti tampak
pada kutipan berikut:
“... lagi pula,
saya juga bukan muslim yang taat, “Khinanti meraih cangkirnya, meneguk isinya,
dua kali. “Atau malah saya tidak yakin masih beragama Islam”... orangtua saya
muslim, tetapi sejak kanan-kanak, saya tidak pernah melihat mereka shalat atau
pergi ke mesjid. Jadi, saya juga tidak pernah yakin pernah menjadi orang
Islam.”
“Anda masih
percaya Tuhan?”
“Ya... hanya
saya masih mencari siapa namanya...” (Hal. 299)
Namun tidak
dengan rasa yang disimpan Khiannti untuk Ajuj. Khinanti tetap saja pada
perasaannya yang tak pernah pudar untuk Ajuj. Khinanti rela berkorban demi
Ajuj. Segala sesuatu tentang Ajuj selalu saja membuatnya mati rasa.
Kisah
yang tak usai membuat pembaca mengimajinasikan sendiri akhir dari perjalanan
Khinanti dan Ajuj. Kesimpulan
Pahami isinya, cerna kata-katanya, temukan maknanya.
Buku yang menarik untuk dibaca.
Comments
Post a Comment