Pemakaian Tanda Baca Berdasarkan EYD
Tanda
baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan
fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda
yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa,
lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu
gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Pedoman penulisan
tanda baca akan diuraikan berikut ini :
1. Tanda Titik (.)
Tanda titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri
atas titik kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah kalimat,
seperti di akhir kalimat.
a.
Tanda
Titik Dipakai pada Akhir Kalimat yang Bukan Pertanyaan atau Seruan
Contoh:
1) Saya
suka makan nasi goreng.
2) Menggunakan tanda baca dengan benar
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sebuah
kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus
diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
b.
Tanda Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Nama Orang
Contoh:
1)
Irwan
S. Gatot
2)
George
W. Bush
Tetapi
apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh
: - Anthony Tumiwa
a.
Tanda
Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Gelar, Jabatan, Pangkat, dan Sapaan
Contoh:
1)
S.pd.
2)
Dr.
(Doktor)
3)
Ny.
(Nyonya)
4)
S.E.
(Sarjana Ekonomi)
d. Tanda Titik Dipakai pada Singkatan Kata atau
Ungkapan yang sudah sangat Umum
Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh:
1) dll.
(dan lain-lain)
2) dsb.
(dan sebagainya)
3) tgl.
(tanggal)
Dalam
karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi,
dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
Contoh:
Pukul
7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
f.
Tanda Titik tidak Dipakai untuk Memisahkan Angka Ribuan, Jutaan, dan seterusnya
yang tidak Menunjukkan Jumlah
Contoh :
1)
Nama
Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
2)
Nomor
Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
g.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan
Yang
terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang
terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam
akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
1)
Sekjen
: (Sekretaris Jenderal)
2)
UUD
: (Undang-Undang Dasar)
3)
SMA
: (Sekolah Menengah Atas)
4)
WHO
: (World Health Organization)
h.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan
sebagainya
Contoh:
1)
Latar
Belakang Pembentukan
2)
Sistem
Acara
2.
Tanda Koma (,)
Tanda
koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks.
Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak
melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian
lubangnya.Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa,
umumnya sebagai pemisah.
Penggunaan Tanda Koma
a.
Tanda Koma Dipakai diantara Unsur-Unsur dalam suatu
Perincian atau Pembilangan
Misalnya:
1) Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2) Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus
memerlukan perangko.
3) Satu, dua, dan tiga!
b. Tanda koma
dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti `tetapi` atau `melainkan`
Misalnya:
1) Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
2) Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c.
Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Anak Kalimat dari
Induk Kalimatnya
Misalnya:
1) Kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
2) Karena sibuk, ia lupa akan
janjinya.
d.
Tanda
Koma Dipakai di belakang Kata atau Ungkapan Penghubung Antarkalimat yang
terdapat pada Awal Kalimat. Termasuk di dalamnya `oleh karena itu`, `jadi`,
`lagi pula`, `meskipun begitu`, `akan tetapi`
Misalnya:
1) ... Oleh karena itu,
kita harus berhati-hati.
2) ... Jadi, soalnya tidak
semudah itu.
e.
Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Kata seperti O,
Ya, Wah, Aduh, Kasihan dari Kata yang Lain yang terdapat di dalam Kalimat
Misalnya:
1) O, begitu?
2) Wah, bukan main!
3) Hati-hati, ya, nanti jatuh.
f. Tanda
Koma Dipakai untuk Memisahkan Petikan Langsung dari bagian lain dalam Kalimat
Misalnya:
1) Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
2) "Saya gembira sekali," kata Ibu,
"karena kamu lulus."
g. Tanda
Koma Dipakai di antara Nama dan Alamat, Bagian-bagian Alamat, Tempat dan
Tanggal, dan Nama Tempat dan Wilayah atau Negeri yang Ditulis Berurutan.
Misalnya:
1)
Surat-surat
ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
2)
Sdr.
Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
3)
Surabaya,
10 Mei 1960
4)
Kuala
Lumpur, Malaysia
h. Tanda
Koma Dipakai untuk Menceraikan Bagian nama yang Dibalik Susunannya dalam Daftar
Pustaka
Misalnya:
Alisjahbana,
Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Djilid 1 dan 2. Djakarta:
PT Pustaka Rakjat.
i. Tanda
Koma Dipakai di antara Bagian-bagian dalam Catatan Kaki
Misalnya:
W.J.S.
Poerdarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang (Jogjakarta: UP
Indonesia, 197), hlm.4.
j. Tanda Koma Dipakai di antara Nama Orang dan Gelar
Akademik yang Mengikutinya untuk Membedakannya dari Singkatan Nama Diri,
Keluarga, atau Marga
Misalnya:
1) B. Ratulangi, S.E.
2) Ny. Khadijah, M.A.
3.
Tanda Seru (!)
Tanda seru
adalah tanda baca yang biasanya
digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan
untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering menandai akhir suatu kalimat.
Tanda seru umum ditemukan di berbagai bahasa
dan sistem tulisan,
meskipun dengan variasi makna dan simbol.
Fungsi tanda seru :
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa
seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya :
1)
Jangan letakan benda itu di depan saya !
2) Tutup
pintu itu!
3) Masakan!
Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya.
Oleh karena itu,
penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
4. Tanda Titik Koma (;)
Tanda
titik koma adalah tanda
baca
dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada kalimat
dan pemotongan pada suatu daftar.
Fungsi dan pemakaian titik koma
yaitu :
1)
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
2)
Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya :
1)
Hari makin sore; kami belum selesai juga.
2)
Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
bermain bola.
3)
Malam
makin larut; kami belum selesai juga.
4)
Ayah mengurus
tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik belajar di kamar.
Tanda titik dua adalah tanda
baca yang dilambangkan dengan dua titik
berukuran sama yang diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti
halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan
bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda.
Sebagai aturan umum, tanda
titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti
dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum
tanda tersebut.
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :
a.
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
b.
Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
c.
Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan.
Penggunaan Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda Titik Dua Dipakai pada
Akhir suatu Pernyataan Lengkap bila Diikuti Rangkaian atau Pemerian
Misalnya :
1) Kita sekarang memerlukan perabotan
rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2)
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
b. Tanda
Titik Dua Dipakai Sesudah Kata atau Ungkapan yang Memerlukan Pemerian
Misalnya :
1)
Ketua: Borgx
2)
Wakil Ketua: Hayabuse
3)
Sekretaris: Ivan Lanin
4)
Wakil Sekretaris: Irwan Gatot
5)
Bendahara: Rinto Jiang
6)
Wakil bendahara: Rex
c. Tanda
Titik Dua Dipakai dalam Teks Drama sesudah Kata yang Menunjukkan Pelaku dalam
Percakapan.
Misalnya :
1) Borgx: "Jangan lupa perbaiki
halaman bantuan Wikipedia!"
2) Rex : "Siap, Boss!"
d. Tanda Titik Dua Dipakai (i) di
antara Jilid atau Nomor dan Halaman, (ii) di antara Bab dan Ayat dalam
Kitab-kitab Suci, atau (iii) di antara Judul dan Anak Judul suatu Karangan
Misalnya
:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin: 9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
e. Tanda Titik Dua Dipakai untuk
Menandakan Nisbah (angka banding)
Misalnya :
Nisbah siswa laki-laki terhadap
perempuan ialah 2:1.
6.
Tanda Hubung (-)
a.
Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
ga cara yang baru.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak
ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masa –
lah
itu telah disampaikan.
Walaupun sakit, mereka tetap ti-
dak
mau beranjak.
b. Tanda Hubung Menyambung Awalan dengan Bagian
Kata di Belakangnya atau Akhiran dengan Bagian Kata di depannya pada Pergantian
Baris
Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bulu-
kumba.
Senjata
ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.
an yang canggih.
b. Tanda hubung
menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.
Angka 2 sebagai
tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai
pada teks karangan.
c.
Tanda
Hubung Menyambung Huruf Kata yang Dieja Satu-satu dan Bagian-bagian Tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
d.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan
1)
se-
dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf capital.
2)
ke-
dengan angka.
3)
angka
dengan –an.
4)
singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata,
dan
5)
nama
jabatan rangkap
Misalnya :
se-Indonesia, se-Jawa Barat,
hadiah ke-2,
tahun 50-an,
mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara
f. Tanda hubung digunakan untuk memisahkan suku kata
Contoh :
Pra-mu-ka In-do-ne-sia
7. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja
suatu kata atau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan,
pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis).
Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).
Berikut ini penggunaan tanda titik dalam kata
atau kalimat :
a. Untuk menandai jika ada bagian dari kalimat
yang dihilangkan
Contoh
:
Cara cepat
mendatangkan pengunjung ke website anda …
harus diperhatikan betul.
Cara mudah
membuat tampilan website menarik ….
b. Catatan;
dalam contoh kedua, ada empat titik, bukan tiga sesuai ketentuan.
Penjelasannya, tiga titik untuk menandai bagian yang dihilangkan dan satu titik
lagi untuk mengakhiri kalimat.
c. Tanda elipsis juga dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus. Biasanya kita jumpai dalam kutipan langsung.
Contoh :
“Kalau begitu … mari kita lanjutkan saja
diskusi tentang bisnis online ini!”
“Kalau tidak mau dipaksa belajar … ya, mau bagaimana lagi?”
Tanda elipsis
dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut :
- Mengambarkan kalimat yang terputus-putus.
- Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
“PLAK … ALHAMDULLLIILAHH ….” Kuda
itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya,
di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
8. Tanda Tanya (?)
- Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
- Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
a. Siapa Presiden Indonesia saat ini?
b. Kamu
belajar cara bisnis online dimana?
c. Siapa
yang mengajari kamu cara membuat website?
9. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung
buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks
lain.
Tanda kurung siku digunakan untuk:
a.
Mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Perencanaan sudah selesai
menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan)
kantor itu.
b. Mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Sajak Tranggono yang berjudul
"Ubud" (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
c. Mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d.
Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.
10.
Tanda Petik (“…”)
Tanda petik atau tanda kutip adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipan, frasa, atau kata. Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda petik umumnya merujuk pada tanda petik ganda atau disebut juga tanda petik dua.
Tanda petik (dua) digunakan untuk :
- Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh:
"Saya
belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Kata
Tono, "Saya juga minta satu."
- Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh :
Sajak
"Berdiri Aku" terdapat
pada halaman 5 buku itu.
- Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh:
Pekerjaan
itu dilaksanakan dengan cara "coba
dan ralat" saja.
- Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena
warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si
Hitam."
Sedangkan tanda petik tunggal digunakan untuk :
e.
Mengapit petikan
yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
“Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu
aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.
- Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh:
feed-back
'balikan'.
12. Tanda Garis Miring (/)
Tanda
garis miring adalah
tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang bagian atasnya agak
condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.
Tanda
garis miring ini dipakai:
a. Di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
1)
No. 7/PK/1973
2) Jalan
Kramat III/10
3)
tahun anggaran 1985/1986
- Sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh:
1) Dikirimkan
lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut).
2)
Harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar).
13. Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)
Contoh :
1)
Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45.
2)
Ali 'kan kusurati.
('kan = akan)
3)
Malam 'lah tiba.
('lah = telah)
4)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete