Pemakaian Tanda Baca Berdasarkan EYD



https://pixabay.com/

Pemakaian Tanda Baca (Pungtuasi)
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Pedoman penulisan tanda baca akan diuraikan berikut ini :

1. Tanda Titik (.)
Tanda titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri atas titik kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah kalimat, seperti di akhir kalimat.
a.      Tanda Titik Dipakai pada Akhir Kalimat yang Bukan Pertanyaan atau Seruan
Contoh:
1)   Saya suka makan nasi goreng.
2)   Menggunakan tanda baca dengan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.

b. Tanda Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Nama Orang

Contoh:
1)   Irwan S. Gatot
2)   George W. Bush

Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.

Contoh :  - Anthony Tumiwa

a.          Tanda Titik Dipakai pada Akhir Singkatan Gelar, Jabatan, Pangkat, dan Sapaan

Contoh:
1)      S.pd.
2)      Dr. (Doktor)
3)      Ny. (Nyonya)
4)      S.E. (Sarjana Ekonomi)

d.  Tanda Titik Dipakai pada Singkatan Kata atau Ungkapan yang sudah   sangat Umum
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
1)   dll. (dan lain-lain)
2)   dsb. (dan sebagainya)
3)   tgl. (tanggal)

Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.

e.  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

f. Tanda Titik tidak Dipakai untuk Memisahkan Angka Ribuan, Jutaan, dan seterusnya yang tidak Menunjukkan Jumlah
Contoh :
1)   Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
2)   Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.

g. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan
Yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh:
1)   Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
2)   UUD : (Undang-Undang Dasar)
3)   SMA : (Sekolah Menengah Atas)
4)   WHO : (World Health Organization)

h. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala  karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya
Contoh:
1)   Latar Belakang Pembentukan
2)   Sistem Acara
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah.


Penggunaan Tanda Koma

a.        Tanda Koma Dipakai diantara Unsur-Unsur dalam suatu Perincian  atau Pembilangan
Misalnya:
1)      Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2)      Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
3)      Satu, dua, dan tiga!
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti `tetapi` atau `melainkan`
Misalnya:
1)      Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
2)      Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c.         Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Anak Kalimat dari Induk   Kalimatnya
Misalnya:
1)      Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
2)      Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d.        Tanda Koma Dipakai di belakang Kata atau Ungkapan Penghubung Antarkalimat yang terdapat pada Awal Kalimat. Termasuk di dalamnya `oleh karena itu`, `jadi`, `lagi pula`, `meskipun begitu`, `akan tetapi`

Misalnya:

1)      ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
2)      ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
e.         Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Kata seperti O, Ya, Wah, Aduh, Kasihan dari Kata yang Lain yang terdapat di dalam Kalimat
Misalnya:
1)      O, begitu?
2)      Wah, bukan main!
3)      Hati-hati, ya, nanti jatuh.
f.     Tanda Koma Dipakai untuk Memisahkan Petikan Langsung dari bagian lain dalam Kalimat
Misalnya:
1)      Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
2)      "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."
g.    Tanda Koma Dipakai di antara Nama dan Alamat, Bagian-bagian Alamat, Tempat dan Tanggal, dan Nama Tempat dan Wilayah atau Negeri yang Ditulis Berurutan.
Misalnya:
1)      Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
2)      Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
3)      Surabaya, 10 Mei 1960
4)      Kuala Lumpur, Malaysia
h.   Tanda Koma Dipakai untuk Menceraikan Bagian nama yang Dibalik Susunannya dalam Daftar Pustaka
Misalnya:
       Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Djilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
i.      Tanda Koma Dipakai di antara Bagian-bagian dalam Catatan Kaki
   Misalnya:
W.J.S. Poerdarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 197), hlm.4.
j. Tanda Koma Dipakai di antara Nama Orang dan Gelar Akademik yang Mengikutinya untuk Membedakannya dari Singkatan Nama Diri, Keluarga, atau Marga
Misalnya:
1)      B. Ratulangi, S.E.
2)      Ny. Khadijah, M.A.
3. Tanda Seru (!)
Tanda seru adalah tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering menandai akhir suatu kalimat. Tanda seru umum ditemukan di berbagai bahasa dan sistem tulisan, meskipun dengan variasi makna dan simbol.
Fungsi tanda seru :                       
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya :  
1)      Jangan letakan benda itu di depan saya !
2)      Tutup pintu itu!
3)      Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya.
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
4. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar.
Fungsi dan pemakaian titik koma yaitu :
1)    Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
2)    Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
  Misalnya :
1)    Hari makin sore; kami belum selesai juga. 
2)    Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola. 

3)    Malam makin larut; kami belum selesai juga.
4)    Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik belajar di kamar.
5. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda.
 Sebagai aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut.
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :
a.     Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
b.     Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
c.     Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.

Penggunaan Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda Titik Dua Dipakai pada Akhir suatu Pernyataan Lengkap bila Diikuti Rangkaian atau Pemerian
Misalnya :
1)      Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2)      Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

b.   Tanda Titik Dua Dipakai Sesudah Kata atau Ungkapan yang   Memerlukan Pemerian

Misalnya :
1)    Ketua: Borgx
2)    Wakil Ketua: Hayabuse
3)    Sekretaris: Ivan Lanin
4)    Wakil Sekretaris: Irwan Gatot
5)    Bendahara: Rinto Jiang
6)    Wakil bendahara: Rex
c.   Tanda Titik Dua Dipakai dalam Teks Drama sesudah Kata yang Menunjukkan Pelaku dalam Percakapan.

Misalnya :
1)      Borgx: "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
2)      Rex    : "Siap, Boss!"
d. Tanda Titik Dua Dipakai (i) di antara Jilid atau Nomor dan Halaman, (ii) di antara Bab dan Ayat dalam Kitab-kitab Suci, atau (iii) di antara Judul dan Anak Judul suatu Karangan

Misalnya :
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin: 9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

e. Tanda Titik Dua Dipakai untuk Menandakan Nisbah (angka banding)

Misalnya :
Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda Hubung (-)
a.      Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris

Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga
cara yang baru.


Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.

Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masa –
lah itu telah disampaikan.

Walaupun sakit, mereka tetap ti-
 dak mau beranjak.

b.    Tanda Hubung Menyambung Awalan dengan Bagian Kata di Belakangnya atau Akhiran dengan Bagian Kata di depannya pada Pergantian Baris

Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur
panas.

Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bulu-
kumba.
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an
yang canggih.

b.   Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya:
Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.

Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
c.    Tanda Hubung Menyambung Huruf Kata yang Dieja Satu-satu dan Bagian-bagian Tanggal.
Misalnya:
                    p-a-n-i-t-i-a
                    8-4-1973

d.    Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan

1)   se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital.
2)    ke- dengan angka.
3)    angka dengan –an.
4)    singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
5)    nama jabatan rangkap
Misalnya :
se-Indonesia, se-Jawa Barat,
hadiah ke-2, tahun 50-an,
mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara

f. Tanda hubung digunakan untuk memisahkan suku kata

          Contoh :
                                        Pra-mu-ka In-do-ne-sia

7. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kata atau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis). Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).
Berikut ini penggunaan tanda titik dalam kata atau kalimat :
a.      Untuk menandai jika ada bagian dari kalimat yang dihilangkan
Contoh :
Cara cepat mendatangkan pengunjung ke website anda harus diperhatikan betul.
Cara mudah membuat tampilan website menarik .
b.      Catatan; dalam contoh kedua, ada empat titik, bukan tiga sesuai ketentuan. Penjelasannya, tiga titik untuk menandai bagian yang dihilangkan dan satu titik lagi untuk mengakhiri kalimat.
c.  Tanda elipsis juga dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Biasanya kita jumpai dalam kutipan langsung.
Contoh :
“Kalau begitu mari kita lanjutkan saja diskusi tentang bisnis online ini!”
“Kalau tidak mau dipaksa belajar ya, mau bagaimana lagi?”

         Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut :
  1. Mengambarkan kalimat yang terputus-putus.
  2. Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
“PLAK ALHAMDULLLIILAHH .” Kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
8. Tanda Tanya (?)
  1. Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
  2. Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
a.  Siapa Presiden Indonesia saat ini? 
b.  Kamu belajar cara bisnis online dimana?
c.  Siapa yang mengajari kamu cara membuat website?

9. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.

Tanda kurung siku digunakan untuk:
a.     Mengapit keterangan atau penjelasan.

          Contoh:

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
b.     Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

c.     Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d.     Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
 Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

10. Tanda Petik ()

Tanda petik atau tanda kutip adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipan, frasa, atau kata. Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda petik umumnya merujuk pada tanda petik ganda atau disebut juga tanda petik dua.

Tanda petik (dua) digunakan untuk :
  1. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"

Kata Tono, "Saya juga minta satu."
  1. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh :
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
  1. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
  1. Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam."
Sedangkan tanda petik tunggal digunakan untuk :
e.       Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

“Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.

  1. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh:

feed-back 'balikan'.
12. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.
Tanda garis miring ini dipakai:
a.    Di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
 Contoh:
1)    No. 7/PK/1973
2)    Jalan Kramat III/10
3)    tahun anggaran 1985/1986

  1. Sebagai pengganti kata atau, tiap.

Contoh:
1)      Dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut).

2)      Harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar). 
13. Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)
Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata atau penyingkatan bagian angka tahun.
Contoh :
1)    Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45. 
2)    Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
3)    Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
4)    1 Januari '88 ('88 = 1988)

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah Bahasa dan Pikiran

Resensi Novel Metamorfosis: Ketika Zona Aman Tak Lagi Nyaman

Landasan Aksiologi